Kamis, 27 Mei 2010

Parang Baris


Pola Parang Baris menggambarkan suatu keadaan yang teratur atau simetris, taat akan aturan yang ada sehingga merupakan satu kesatuan yang terpimpin.

Parang Bolodewo


Pola parang Bolodewo, adalah upaya pengembangan pola parang. Bolodewo adalah tokoh dalam dunia wayang yaitu Raja Mandura, yang mempunyai sifat tegas, dan pemberani dan jujur. Jadi pola Parang Bolodewo dimaksudkan untuk menampilkan sosok yang tegas dan pemberani yang dilandasi atas kejujuran.

Pola Parang dan Lereng

Pola parang dan lereng adalah pola batik geometris berupa pola garis miring dengan kemiringan 45°. Perbedaan prinsip pola parang dan lereng adalah pada ragam hias penyusunnya, untuk pola parang selalu mengandug ragam hias mlinjon, sedangkan untuk pola lereng tidak ada ragam hias mlinjon.

Parang Barong


Pola Parang Barong merupakan salah satu cikal bakal berkembangnya pola parang-parang lainnya. Pola Parang Barong muncul kurang lebih pada abad ke XVI atau sebelum bardirinya kerajaan Mataram Kartosuro. Kata Parang merupakan perubahan dari kata “pereng” atau tebing, yang juga disebut “lereng”.
Karena penciptanya adalah raja pendiri kerajaan Mataram maka di lingkungan keraton pola parang tersebut hanya diperkenankan dipakai oleh raja dan keturunannya, sehingga disebut dengan “Batik Larangan”, untuk lingkungan keraton, motif ini tidak boleh dipakai oleh orang kebanyakan selain Raja dan keturunannya.
Parang Barong biasa dikenakan oleh Sultan/ Raja sebagai kain kebesaran yang bermakna kekuasaan serta kewibawaan seorang raja.
Pola Parang Barong merupakan modifikasi dari pola Parang Rusak dengan ukuran motif utama berukuran 12-15 cm dengan penataan menerapkan ragam mlinjon berasal dari kata mlinjo (tanaman mlinjo) merupakan simbol merakyat. Selain itu ujung ragam hias utamanya terdapat ragam hias “uceng”, yang merupakan ragam hias “uceng” yaitu sliliran dari bunga mlinjo.

Parang Golang Galing seling Sisik


Golang Galing berasal dari kata kolang kaling adalah buah aren jenis palma. Motif ini termasuk dalam pola lereng yang merupakan perwujudan rasa syukur atas kesuburan yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk kehidupan manusia. Pohon Aren adalah salah satu pohon yang semua bagian dari akar sampai daun termasuk getahnya dapat dimanfaatkan.

Jumat, 21 Mei 2010

Bukti Otentik Batik Adalah Budaya Indonesia









Berikut ini merupakan bukti otentik bahwa Batik Adalah Budaya Indonesia

Sabtu, 15 Mei 2010

Motif dan Ragam Hias Batik

Motif batik adalah kerangka gambar yang menjadi acuan dalam pembuatan karya batik. Motif batik disebut juga corak batik atau pola batik.
Motif batik atau pola batik menurut unsur-unsur utamanya dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:
1. Ornamen motif batik, yaitu ragam hias utama yang membentuk pola batik, atau yang dipakai
sebagai dasar pemberian nama pola tersebut.
2. Ragam hias pengisi atau tambahan, Ornamen tambahan yang tidak mempunyai arti dalam
pembentukan motif dan berfungsi sebagai pengisi bidang. Biasanya ditempatkan sebagai latar
belakang dari pola, bentuknya dapat sama dengan pola batik dengan ukuran lebih kecil atau
dapat berbeda. Ragam hias ini berfungsi sebagai penyeimbang bidang agar secara keseluruhan
pola tersebut tampak serasi.
3. Isen motif batik, merupakan ornamen tambahan pengisi pola batik, biasanya berupa
titik-titik (cecek), garis-garis, gabungan titik dan garis yang berfungsi untuk mengisi
ornamen-ornamen dari motif atau pengisi bidang diantara ornamen-ornamen tersebut.

Pada awalnya motif batik tradisional mempunyai filosofi yang tinggi sehingga batik mempunyai keindahan visual dan keindahan spiritual yang ditampilkan oleh adi filosofinya. Akan tetapi dengan perkembangan batik saat ini motif-motif yang ada tidak semuanya mengandung filosofi, walaupun dalam penciptaannya motif-motif batik tersebut masih banyak mengacu pada motif-motif tradisional yang sarat akan filosofi.

Jumat, 14 Mei 2010

Apa dan Bagaimana Batik ?


Batik adalah warisan nenek moyang bangsa Indonesia pada umumnya mengandung ajaran-ajaran kehidupan yang bernilai adiluhung, merupakan salah satu warisan budaya tanpa bentuk (kekayaan intelektual).
Pada umumnya masyarakat belum dapat membedakan antara batik dengan tekstil bermotif batik.
Perbedaan batik dengan tekstil bermotif batik terletak pada teknologi proses pembuatannya.
Proses pembuatan batik adalah pewarnaannya dilakukan dengan menggunakan zat perintang warna berupa malam (lilin batik) yang pelekatannya menggunakan alat yang dinamakan canthing. Motif batik yang dihasilkan tembus di kedua sisi kain, batasan warna ada rembesan warna yang khas diakibatkan oleh malam (lilin batik)
Proses pembuatan tekstil bermotif batik (biasanya disebut printing) adalah pewarnaannya menggunakan screen sebagai media mencetak motif batik dan sekaligus muncul warna, umumnya motif batik yang diperoleh dengan cara ini tidak tembus di kedua sisi kain, batasan warna tegas tidak ada rembesan warna.

Rabu, 12 Mei 2010

Batik Indonesia Warisan Budaya Dunia


Sejak tanggal 2 oktober 2009,UNESCO menetapkan Batik Indonesia sebagai "Warisan Budaya Dunia Tanpa Bentuk".
Apa dan mengapa Batik Indonesia disebut "Warisan Budaya Dunia Tanpa Bentuk".
Dari Blog ini kami mengajak kita semua untuk tukar pendapat dan saling mengisi, sebagai upaya menghargai jerih payah pendahulu kita dan upaya untuk melestarikannya.