Sabtu, 27 Oktober 2012

Kawung Grinsing

Merupakan pengembangan pola kawung dengan mengisi latar belakang pada pertemuan elips berselang-seling dengan isen grinsing.

Kawung Gamblok


Gamblok artinya melekat menjadi satu, sehingga Kawung Gamblok adalah pola kawung yang bergabung/melekat menjadi satu sehingga menjadi satu lingkaran.

Kawung Cacah Gori

Cacah gori adalah nama salah satu isen-isen batik, karena kawungnya diberi isen-isen cacah gori maka disebut kawung cacah gori.

Kawung Buntal

Buntal adalah rangkaian bermacam-macam daun yang dirangkai dengan benang, makna dari buntal adalah kesuburan. Kawung buntal bermakna ketahuilah (ingatlah) bahwa kesuburan itu datangnya dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai anugrah dari usaha yang telah dilakukan.

Kamis, 25 Oktober 2012

MOTIF SEMEN

Motif semen adalah golongan dari batik klasik yang tersusun secara bebas. Jika diperhatikan sebenarnya kebebasan letak ornamen-ornamen di dalam susunan motif batik adalah tidak bebas sama sekali, yaitu bebas terbatas, karena setelah suatu jarak tertentu motif atau susunan ornamen itu akan kembali berulang.
Menurut beberapa sumber kata semen berasal dari kata semi yang berarti tumbuhnya bagian dari tanaman. Pada motif semen selalu ada ornamen yang menggambarkan tumbuhan atau tanaman.
Pada umumnya motif batik semen mempunyai ornamen pokok tertentu yang secara keseluruhan merupakan satu kesatuan, merupakan satu simbul atau satu maksud tertentu, dengan berkembangnya motif-motif batik banyak muncul motif semen yang ornamen pokoknya tidak tersusun menjadi satu kesatuan yang mempunyai maksud tertentu akan tetapi hanya merupakan susunan motif tradisional yang mempunyai makna.
Unsur penyusun motif semen umumnya terdapat ornamen yang melambangkan atau mengajarkan hal-hal keutamaan dan kebaikan-kebaikan dalam filosofi jawa kuno terkenal dengan ajaran Hastha Brata artinya ajaran keutamaan melalui delapan jalan, yaitu:
  1. Ornamen meru, melambangkan tanah atau bumi atau gunung tempat para dewa, melambangkan keadilan; 
  2. Ornamen lidah api, melambangkan api (agni) atau dewa api, lambang kesaktian untuk membela kebenaran dan menghukum yang bersalah; 
  3. Ornamen Baito atau kapal laut, barang yang bergerak di air dapat dianggap sebagai lambang air atau banyu. Pada motif-motif lain air ini dilambangkan dengan binatang-binatang yang hidup di air, seperti katak, ular, siput dan sebagainya, melambangkan sifat pemaaf, melambangkan sifat pemaaf;
  4. Ornamen burung, lambang dunia atas atau udara. Kadang-kadang digambarkan dengan binatang lain yang terbang misalnya kupu-kupu, melambangkan penghargaan / anugrah
  5. Ornamen garuda atau rajawali, lambang matahari dan tata surya, melambangkan kebijakan dan keteguhan hati.
  6. Ornamen pusaka atau rembulan, pusaka biasanya digambarkan dengan tombak, mempunyai makna semacan ndaru atau wahyu, yaitu semacam cahaya gemerlapan, lambang kegembiraan dan ketenangan.
  7. Ornamen dampar atau tahta atau singgasana, lambang kekuasaan yang adil dan mengayomi rakyat. Biasa dilambangkan dengan mahkota yang digubah seperti garuda.
  8. Ornamen binatang, binatang yang hidup di darat, melambangkan dunia tengah atau alam semesta, dalam ajaran hindu binatang biasa dianggap jelmaan dewa wisnu. Melambangkan kedudukan tinggi yang andhap asor atau rendah hati.
  9. Pohon hayat atau bumi juga melambangkan dunia tengah melambangkan dharma.
    Pemakaian kain batik motif semen biasanya sebagai pakaian wanita.

Kawung

Pola kawung adalah motif-motif yang tersusun dari bentuk bundar lonjong atau elips, susunan memanjang menurut garis diagonal, miring kekiri dan kekanan berselang-seling. Secara harfiah asal mula nama “kawung” ada bermacam-macam, antara lain pohon sejenis palem disebut pohon kawung atau aren yang mempunyai buah bundar lonjong, ada yang menyebut bahwa kawung adalah gambar sejenis serangga “Kwangwung” yang bentuknya bulat lonjong. Dalam filosofi Jawa kata kawung merupakan penyederhanaan dari kata Kawuningono Uwong Urip Kuwi Ono Kang Nguripake, yang bisa diartikan “Mengertilah bahwa manusia itu ada yang menciptakan yaitu Tuhan Yang Maha Esa”. Motif ini melambangkan harapan agar manusia selalu ingat asal usulnya (Tuhan Yang Maha Esa) Secara filosofi motif kawung terdiri dari 4 bentuk bundar lonjong atau elips yang menyatu pada saru titik tengah, hal ini menggambarkan “sangkan paraning dumadi” atau asal muasal kehidupan manusia. Jadi empat bulatan yang menyusun pola kawung menggambarkan 4 unsur kehidupan yaitu: 1. Unsur bumi, adalah sifat angkara murka, tetapi apabila dapat dikendalikan akan menjadi sifat kesentaosaan abadi. 2. Unsur Geni atau Api, bila tidak dikendalikan akan menjadi watak pemarah, bila dikendalikan menjadi watak pemberani dan pahlawan. 3. Unsur Banyu atau Air, bila tidak dikendalikan akan berkembang kearah sifat pembohong, tetapi bila dikendalikan akan menjadi sifat jujur dan ksatria. 4. Unsur Maruta (udara) atau Angin, unsur ini akan berkembang menjadi watak Berbudi Bawaleksana yaitu sifat adil dan berperikemanusiaan. Dalam motif kawung keempat bulatan unsur tersebut menyatu pada satu titik tengah yang menunjukkan jati diri manusia yang disebut dengan kasampurnaning dumadi atau kesempurnaan kehidupan keempat unsur tersebut harus seimbang. Juga melambangkan bahwa hati nurani sebagai pusat pengendali nafsu yang ada pada diri manusia sehingga ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan manusia.